Bio Light
Lampu yang dijadikan penerangan di rumah biasanya adalah hasil fusi (gabungan) aliran listrik yang mengalir dalam perangkat kabel bola lampu. Hasil fusi tersebut mengakibatkan adanya energi berpijar pada bola lampu. Namun, tak lama lagi, penemuan Thomas Alpha Edison ini akan tersaingi dengan kehadiran bola lampu berbahan bakteri.
Kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa bakteri pembawa masalah dalam kehidupan manusia. Padahal, tidak semua bakteri seperti itu. Baru-baru ini telah dilakukan ujicoba terhadap jutaan mikroorganisme hasil daur ulang limbah rumah tangga, yang dimanfaatkan untuk sumber cahaya.
Perusahaan elektronik Philips melakukan percobaan tersebut. Penggunaan bakteri sebagai suber cahaya yang disebut ‘bio-light’ itu, mampu menerangi dan memberikan kehangatan di rumah. Percobaan dilakukan pada serangkaian gelas kaca yang mengandung bakteri bercahaya.
Bakteri akan memancarkan cahaya pada gelas kaca saat diberi gas metana. Cahaya yang dihasilkan sangat hangat dan hampir sama seperti pancaran sinar yang dihasilkan oleh kunang-kunang. Menurut ahli Biologi tumbuhan dari Universitas Cambridge, Jim Haseloff, model percobaan seperti itu sangatlah penting untuk mencari sumber cahaya yang berkelanjutan.
“Ini sangat menarik. Saya tidak bisa membayangkan jika semua orang akan mengembangkan penggunaan bakteri sebagai sumber cahaya dalam rumah. Tapi, eksplorasi ide seperti itu mungkin bisa dilakukan,” kata Haseloff kepada CNN.
Bio-light merupakan sumber energi berkelanjutan yang sangat murah meriah dan berasal dari bakteri yang ada di sekitar rumah. Penelitiannya sedang dikembangkan lebih lanjut oleh Philips, untuk menghasilkan sumber cahaya yang berasal dari alam.